Cari Blog Ini

Sabtu, 23 November 2013

[Translation - Final Fantasy VII: AC Novel] On The Way To A Smile - Case of Denzel


Judul : On The Way To A Smile
Judul lain : Case of Denzel
Pengarang : Kazushige Nojima
Hak Cipta : Square Enix
Penerjemah Bahasa Inggris : LH Yeung (Xcomp
Penerjemah Bahasa Indonesia : Dark Lily (Infinite Leaf)
Novel ini ditranslasikan dari versi On the Way to a Smile versi bahasa inggris oleh Xcomp.

NOTE: Novel ini diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan izin Xcomp.
Novel ini bukan diterjemahkan lewat Transtool atau software translasi lainnya. Ini diterjemahkan secara manual, jadi maaf kalau ada kesalahan.

On the Way to a Smile

~Case of Denzel~

Dulu Midgar dibagi menjadi 2 bagian, salah satunya adalah kota yang berada di bagian atas, dikenal sebagai Plate. Daratan yang terbuat dari besi dan difondasi dengan pilar-pilar. Dan satunya lagi adalah kota bawah yang tidak pernah terkena sinar matahari karena tertutup oleh Plate. Banyak sekali orang yang tinggal di daerah kumuh itu walaupun daerah itu penuh dengan masalah. Kesenjangan sosial yang sangat kuat ini akan terus berlangsung karena perbuatan sebuah perusahaan bernama Shinra.

Empat tahun lalu, ketika Lifestream mengalir keluar dari planet, banyak yang percaya itu adalah kehancuran dari Midgar. Mereka yang mencoba kabur dari Midgar dengan harta benda, tidak bisa meninggalkan kota. Mungkin mereka pikir akan mendapat kejayaan yang sama jika tinggl di dekat Midgar. Tidak lama kemudian, dibangunlah sebuah kota yang dibuat sebagai pengganti Midgar. Kota itu bernama Edge.

Jalan utama kota Edge membentang ke arah timur dari daerah pinggiran sektor tiga dan empat Midgar. Kota ini sendiri dibangun di jalan utama tersebut hingga berkembang sampai barat laut. Sekilas Edge adalah kota yang bagus, namun sebagian besar bangunan di kota ini dibuat dari sisa-sisa runtuhan Midgar. karena itu, kota ini sering tercium bau besi karatan.

Johnny membuka sebuah kafe di jalan utama. Kafe sederhana itu dibangun di daerah terbuka dengan beberapa meja, kursi, dan sebuah meja panjang dimana dia bisa memasak masakan sederhana. Kafe ini diberi nama Johnny’s Heaven. Nama ini terispirasi dari kafe yang dulu berada di sektor tujuh. Di kafe yang bernama “Seventh Heaven” itu ada seorang pemilik kafe yang membuat Johnny jatuh cinta. Perempuan itu bernama Tifa.

Sebulan setelah kehancuran sektor tujuh, Tifa membuka kembali Seventh Heaven di Edge. Johnny pun kagum dengan apa yang dilakukan Tifa padahal yang lain masih bimbang dengan apa yang harus mereka lakukan. Karena itu, Tifa menjadi sosok yang dikagumi oleh Johnny.

Aku akan melanjutkan hidup seperti yang Tifa lakukan. Tapi bagaimana? Aku tahu! Aku akan menjalankan bisnis juga. aku akan memberi harapan kepada mereka yang kehilangan arah.

Inilah awal dari Johnny’s Heaven. Johnny selalu menceritakan berulang kali tentang “kebangkitan Johnny” kepada setiap pengunjung yang datang.

Hasilnya, banyak orang yang pergi ke Seventh Heaven baru untuk bertemu Tifa dan menjadi pelanggan tetap. Tanpa tahu hal itu, Johnny tetap membuka kafenya 6 hari dalam seminggu.untuk menunggu pengunjung yang ingin mendengar kisahnya yang penuh cinta dan harapan.

Ada pengunjung yang datang. Seorang anak kecil. Jarang-jarang ada anak kecil sendirian ke sini. Anak itu adalah Denzel, anak yang istimewa bagi Johnny. Anak itu juga sama sepertinya, mengagumi Tifa. Johnny bertekad akan memberikan pelayanan terbaiknya untuk Denzel.

“Selamat pagi, Denzel” kata Johnny sambil membungkuk rendah tapi Denzel hanya meliriknya sebentar sebelum menuju meja yang jauh dari tempat Johnny berada.

“Mendekatlah dan duduk dekat sini.”

“Tidak mau. Aku kesini untuk bertemu seseorang.”

Bertemu seseorang? Apa dia mau kencan? Tapi dia masih kecil.....yah terserahlah. Aku akan mengawasinya sebagai salah satu servis dariku.

“Kencan ya? Selamat berjuang.”

“Pesan Kopi.”

Mengacuhkanku, nih? Ah, dia pasti malu.

“Panggil saja aku kalau ada apa-apa. Aku punya banyak hal yang bisa membantumu. Asal tahu saja.....”

Tiba-tiba Denzel berdiri dari kursinya. Apa dia marah? Johnnya hanya melihatnya tapi Denzel menatap pintu masuk.

Seorang pria dengan pakaian resmi berdiri di sana. “Selamat datang” sambut Johnny sambil menoleh ke pria itu. Dia adalah Reeve. Salah satu petinggi perusahaan Shinra.ini pertama kalinya Johnnya melihat pria itu, yang sekarang adalah pemimpin WRO, dari dekat. Dia terkenal dengan hawa kematian disekitarnya.

Ada urusan apa orang seperti dia datang kemari?

Reeve melihat sekelilingnya hingga dia duduk di meja yang tadi ditempati Denzel. Hal itu membuat Johnny terkejut.

Reeve mau mengajak Denzel masuk militer? Aku harus mencegahnya. Kalau hal itu sampai terjadi di tempat ini, aku tidak punya muka lagi untuk bertemu Tifa lagi.

Johnny tetap bersikap tenang, walaupun matanya menatap tajam ke arah Reeve.

“Berikan saya segelas kopi.” Kata Reeve dengan nada berwibawa.

“Baik, segera.” Johnny menjawabnya dengan tenang sebelum kembali ke meja panjang. Benar-benar bukan orang yang mudah dilawan.

Denzel kaget karena pemimpin WRO sendirilah yang datang menwawancarainya.dan berdiri saja tidak cukup untuk menyambutnya.

“Duduklah.”

Kata itu membuat Denzel sadar dari lamunannya. Dia pun duduk ke kursinya dengan gugup.

“Nah, Denzel. Saya tidap punya banyak waktu jadi langsung saja.” Kata Reeve yang memulai percakapan dengan nada lembut.

“Pertama, kamu pasti tahu WRO berbeda dengan sebelumnya. Saat dimana kami merekrut angota sudah berakhir. Jika kamu ingin jadi sukarelawan untuk membanun kembali tempat ini, hubungi saja pemimpin daerah ini. Sekarang ini WRO adalah kelompok militer.”

“Saya mengerti. Saya sudah bersiap dengan bahaya apapun.”

“Bersiap dengan bahaya apapun.......hmmm..... Baiklah. Mari kita dengar tentang latar belakangmu.”

“Latar belakang? Tapi saya baru sepuluh tahun.....”

“saya tahu itu. Tapi anak sepuluh tahun pun mempunyai masa lalu, kan?”

Bersambung...

Di terjemahkan dan di tulis pada tahun 2011.

Save And Share :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 komentar:

Posting Komentar

back to top