England Menghilang
CHAPTER 04
Characters: France, America, Japan, Germany, Italy, England, Russia, China, Switzerland
Pairings: None
Rating: K
Words Count: 4.163
Warning: None
Disclaimer: All characters belong to Himaruya Hidekaz
Summary: England menghilang secara misterius dan akhirnya France diangkat menjadi ketua komite World Academy.
World Academy, sebuah sekolah untuk para personifikasi negara agar mereka dapat mengenal beberapa negara satu sama lain. Sekolah yang ceria dan damai itu sekarang sedang dalam kacau karena England, sang ketua komite menghilang. Para anggota komite yang lain pun sibuk mencarinya. Setelah menemukan beberapa petunjuk, pencarian mereka menuju ke rumah kaca sekolah. Di sana mereka menemukan England sedang terbaring tidak bergerak.
“E-England…!!”
“Jangan mendekat, America!” Cegah France sambil menahan tangan America.
“Tapi…!”
“Kamu tidak lihat! Disana berbahaya!” Ujar France.
America melihat didepannya tidak hanya England yang terbaring, ada juga Switzerland yang terlungkup tidak sadarkan diri tidak jauh dari England.
“Ada apa ini, Italy-kun?” Tanya Japan kaget.
“Wa-Waktu aku dan Switzerland mencari bersama, kami ketemu England. D-Dan ketika Switzerland mendekat tiba-tiba dia jatuh. Seraamm” Kata Italy sambil setengah menangis.
“Sudah jangan nangis! Tapi…kenapa Swizerland bisa tiba-tiba pingsan?” Tanya Germany heran.
Germany mendekati Switzerland perlahan. Dia berusaha meraih kaki Switzerland dan menariknya.
“Maaf, ya.” Kata Germany membalikkan tubuh Switzerland, “hmm? Sepertinya dia cuma tertidur…”
“Hei…apa kalian tidak lihat…disekeliling England ada bunga aneh…” Ujar France pelan.
Semuanya melihat bunga besar dan aneh didepan mereka. Bunga kuning yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Dilihat dari bentuk dan ukurannya yang tidak wajar, seindah apapun bunga itu pastinya itu bukan bunga alami.
“Bunga apa itu…?” Tanya Germany curiga.
“Bunganya indah, kan?”
Germany langsung bergidik kaget karena tiba-tiba ada seseorang dibelakangnya. Hampir saja dia melepaskan Switzerland yang sedang dipapahnya. Semuanya pun juga menoleh kaget. Tapi Russia hanya tenang sambil tersenyum cerah.
“Lho? Kenapa kalian semua ada disini?” Tanya Russia bingung. Tapi ketika dia melihat England dan Switzerland yang terbaring, dia tersenyum kembali.
“Ah. Sudah ketemu rupanya.
Melihat Russia yang tersenyum, mata America melebar, dia mengepalkan tangannya kuat-kuat. America melepaskan tangan France, berjalan mendekati Russia dan mencengkram kerah bajunya.
“Kamu sudah tahu England ada disini! Iya, kan?!!” Teriak America.
“Heee...aku tahu tidak lama sebelum kalian kesini kok.” Kata Russia yang tetap tenang.
“Apa?!” Germany terlihat kaget, “tapi waktu aku tanya tadi pagi kamu jawab tidak tahu!”
“Mmmm…waktu itu aku memang tidak tahu, jadinya aku jawab tidak tahu.” Jawab Russia dengan nada polos, “dan setelah aku tahu kalian tidak bertanya lagi.”
Russia semakin merasakan cengkraman America semakin keras. Laki-laki berkaca mata itu semakin kesal. Russia pun terlihat ingin melakukan sesuatu.
“Germany-san…ini semakin gawat!” Kata Japan khawatir.
“Ini harus segera dihentikan!”
Germany merasa kesulitan karena sedang memapah Switzerland. Tapi France sudah mengambil tindakan duluan, dia melepaskan tangan America dari baju Russia. Hal itu membuat America dan Russia terkejut.
“Hentikan, kalian berdua! Jangan bertengkar disini! America! Kalau kamu masih ingin makan hamburger di sekolah ini, sebaiknya kamu diam saja!”
“Apa?!” America terlihat kaget dan juga kesal. Dia begitu terkejut melihat France yang berbeda.
“Dan Russia, jelaskan ini semua. Aku bisa melakukan sesuatu dengan rumah kaca ini atau kebun bunga matahari yang sedang kamu rawat sesukaku.”
“Wah France-kun. Kamu mau menggunakan kekuasaanmu sebagai ketua untuk menekan murid?” Tanya Russia sambil tersenyum, tapi senyum itu bukan senyum lembut seperti biasa.
“Kalau bisa aku tidak mau melakukannya. Aku berbeda dengan alis tebal itu.” Jawab France dengan nada serius.
Russia terdiam dan tetap terlihat tenang, walapun dia tidak tersenyum. America berusaha menahan emosinya dan menunggu Russia berbicara. Yang lainnya pun ikut menunggu dengan tegang.
“Tidak ada yang perlu aku jelaskan, kan? Waktu Germany-kun bertanya tadi pagi, aku memang tidak tahu.”
“Tapi setelah itu ada sesuatu yang kamu lihat, kan?” Tanya France.
“Eh?” Russia mengangkat alisnya mendengar pertanyaan France, “setelah itu aku menuju rumah kaca dan melihat ada seseorang memasuki rumah kaca, aku langsung tahu itu England-kun. Tapi waktu aku periksa kedalam ternyata tidak ada orang. Ya sudah aku kunci saja. Lagipula bukan tugasku mencari England-kun, bukan?”
Senyum cerah kembali menghiasi wajah Russia. France hanya menghela nafas panjang.
“Kamu tidak berubah, Russia.”
“Justru kamu yang berubah, France-kun.”
America yang dari tadi hanya diam meredam rasa kesalnya, tiba-tiba berlari keluar. France berusaha menghentikan tapi laki-laki berkacamata itu sudah pergi menjauh. Akhirnya France mengejarnya.
“Aku lebih suka France-kun yang biasanya, lho.” Kata Russia sebelum France pergi.
France berhenti dan menoleh ke Russia. France hanya tersenyum sambil mengedipkan matanya.
“Aku tetap seperti biasanya kok. France-niisan, kakak semua orang.” Setelah itu France berbalik untuk mengejar America.
“Huwaa~ France-niisan keren~” Kata Italy kagum.
“Apanya yang keren?” Komentar Germany heran.
“Sekarang kita harus cari cara untuk mengeluarkan England-san dari sini.” Kata Japan khawatir.
“Kita juga harus membawa Switzerland dari sini. Ada apa dengan mereka sebenarnya…?” Tanya Germany bingung.<
“Ah, itu sih karena ‘itu’.” Kata Russia sambil menunjuk bunga kuning yang besar dan aneh di dekat England.
“Bunga apa itu sebenarnya?” Tanya Germany lagi.
“Itu bunga percobaan buatanku. Serbuk bunga yang dikeluarkan bisa membuat semua makhluk hidup tertidur dalam jarak 2 meter. Bagus, kan?” Kata Russia dengan wajah ceria, “untuk mengeluarkan England aku perlu peralatan khusus.”
Mereka bertiga hanya terdiam heran, tidak mau berkomentar lebih jauh. Setelah itu Germany ingin membawa Switzerland ke ruang kesehatan lalu meminta Italy dan Japan membantu Russia. Mereka berdua pun mengiyakan, setelah itu Germany pergi.
“Nah, Russia-san. Bagaimana caranya menjauhi England-san dari bunga itu?” Tanya Japan.
“Gampang saja. Pakai ini.” Kata Russia samba mengeluarkan keran air dari balik jubahnya.
“Eh? Tapi keran itu pendek, kan….” Kata Italy ragu.
Russia tetap tersenyum tenang. Dia menarik keran itu sehingga bisa memanjang. Hal itu membuat Italy dan Japan sangat terkejut. Ketika panjang yang diinginkan sudah cukup, Russia mengaitkan keran air yang panjang itu ke England. Laki-laki berbadan besar itu menarik England kuat-kuat sehingga membuat England langsung ada didepan mereka, walaupun dengan suara yang agak keras. Italy dan Japan jadi makin kaget.
“Nah, gampang kan?” Kata Russia dengan nada ceria.
“Eh…i-iya…” Kata Japan yang tidak mau berkomentar lebih jauh, “lebih baik saya ambil air dulu, England-san penuh dengan lumpur.”
“A-Aku ikut, vee~” Kata Italy mengikuti Japan pergi.
Russia hanya melihat mereka pergi lalu melihat England yang terbaring didepannya.
“Kamu benar-benar merepotkan, ya. England-kun.”
****
“Oi, America! Jangan marah begitu dong!” Kata France sambil mengejar America yang berjalan didepannya.
America terus berjalan mengacuhkan France, dia juga mempercepat langkahnya. France yang berusaha mengejarnya mulai capek.
“Kamu sebegitu marahnya sama Russia?”
“Aku nggak peduli kok!”
“Kalau kamu ngambek begitu sama sekali nggak manis deh.”
“Aku nggak ngambek kok!” Teriak America kesal sambil menoleh ke France.
“Akhirnya dia berhenti juga.” Kata France lega, “kalau begitu kan kamu jadi anak yang manis.”
“Bisa nggak kamu berhenti memperlakukan aku kayak anak kecil!” Kata America kesal.
“Kamu memang masih kecil kan.” Ujar France sambil mengelus kepala America.
“Nggak!” Bantah America sambil menepis tangan France dari kepalanya, “kamu saja seperti England….”
“Walaupun aku berusaha sekeras apapun…England tidak pernah mengakui kalau aku bisa melakukan sesuatu….” Lanjut America.
“Kamu memang mirip dengan England.”
America mengerutkan alisnya. France pun hanya tersenyum jahil.
“Kamu yang selalu bersikap ingin diakui oleh England mirip dengan England yang selalu minta perhatian semua orang.”
“England? Minta perhatian?”
“Waktu kecil England selalu diacuhkan walaupun dia sering diincar negara lain. Waktu aku main petak umpet dengannya dia selalu bersembunyi dibalik pohon atau taman bunga, karena dia bilang disana ada temannya. Aku nggak tahu ‘teman’ apa yang dia maksud, tapi kalau didepan orang lain dia selalu mencari perhatian. Dia ingin semua orang melihatnya.”
“Karena itu kamu tahu dia ada di rumah kaca?” Tanya America.
“Aku cuma nebak sih. Tapi intuisiku mengatakan begitu.”
“Intuisi?”
“Intuisi seorang kakak!” Kata France dengan bangga.
America menatap kearah lain sambil menghela nafas. France kecewa America tidak menganggapnya serius.
“Sekarang England itu negara yang dikenal di seluruh dunia…dia tidak perlu cari-cari perhatian orang kan.”
“Karena dia berjuang keras untuk itu. Tapi sifat buruknya nggak juga berubah sayangnya.” Kata France sambil menghela nafas.
“Tumben kamu memuji England, France….” Ujar America heran.
“Eh?!” France agak terkejut dengan kata-kata America, “aku nggak muji kok! Aku cuma memberi nasihat padamu, jangan sampai seperti alis tebal itu! Bisa repot nantinya….”
America menatap France curiga. France pun jadi kecewa karena dianggap aneh lagi. Tapi laki-laki berkacamata itu tidak berkata apa-apa lagi. France hanya tersenyum lalu dia menemukan ide bagus.
“Bagaimana kalau kita membuat alis tebal itu mengakui kehebatanmu dan juga membalas dia untuk hari ini?”
****
Japan membasahi handuk di ember yang baru diambilnya bersama Italy. England sendiri pun masih belum sadarkan diri. Hal itu membuat Japan semakin khawatir.
“Anu…Russia-san. Kira-kira kapan England-san akan bangun?” Tanya Japan.
“Hmmm…efek bunga itu hanya bereaksi ketika di dekat bunga itu saja. Kalau begini sih namanya dia tidur biasa.” Kata Russia sambil tersenyum.
“Apa kita bangunkan saja, ya?” Pikir Italy bingung.
“Itu benar, Italy-kun! Begini lebih cepat.” Kata Russia sambil mengangkat ember berisi air.
Russia menumpahkan air itu tepat di muka England. Japan terlambat menghentikan dan hanya terdiam pasrah. Dan benar saja, England pun langsung terbangun kaget.
“Wuaah! Apa-apaan ini!! Apa hujan deras lagi?!” Teriak England panik.
England menoleh kesana kemari dengan panik. Tapi disekelilingnya tidak hujan dan dia terdiam bingung. Akhirnya dia sadar kalau ada orang-orang didepannya sedang melihatnya dengan khawatir.<
“Japan….? Italy? Dan…Russia?! Kenapa kalian ada disini?” Tanya England bingung.
“Untunglah anda sudah sadar, England-san!” Kata Japan lega.
“Iyaa~ Syukurlah England! Akhirnya kamu sadar juga!” Kata Italy senang.
England semakin bingung melihat ada orang-orang yang senang melihatnya bangun. England berusaha mengingat ingat apa yang sudah terjadi.
“Aku…masuk ke rumah kaca…lalu aku terkunci di dalam dan aku tidak ingat lagi….” Gumam England pelan.
“Apa anda tidak ingat kejadian sebelum itu?” Tanya Japan sambil menyodorkan handuk kering ke England, “anda sudah dua hari hilang dan kami mencari-cari anda.”
“Dua hari?! Hilang?! Aku?!” Ujar England kaget.
“Sebenarnya apa yang terjadi pada anda?” Tanya Japan khawatir.
England berusaha mengingat kembali apa yang sudah terjadi padanya sambil mengelap mukanya yang basah.
“Kemarin aku mau mengambil laporan ke akademik pusat. Karena sudah semakin sore aku memotong jalan melewati taman, tapi sialnya hujan deras turun. Aku tetap lari karena takut akademik tutup dan setelah itu….”
“Kamu terjatuh di lubang?” Lanjut Italy.
“Kok kamu tahu?!!” Tanya England kaget.
“Veee! Aku dan Germany menyelediki kemana kamu menghilang.” Ujar Italy ketakutan, “terus kami menemukan sepatu dan blazermu di lubang besar di taman….”
“Oh…begitu. Iya aku jatuh…sewaktu aku sadar ternyata sudah pagi. Tubuhku dipenuhi lumpur dan kakiku terluka. Karena aku ingin menghentikan pendarahan, aku memakai blazerku. Lalu aku berusaha naik sekuat tenaga.”
“England memang tidak pernah beruntung dengan lubang, ya.” Kata Italy polos tanpa bermaksud apa-apa.
“Apa katamu Italy!! Kamu diam aja deh!!” Teriak England kesal, Italy pun menjerit ketakutan.
“Karena darahnya tidak mau berhenti juga, aku pergi ke ruang kesehatan. Tapi….”
“Anda malah membuat berantakan.” Lanjut Japan.
“K-Kok kamu tahu juga sih??!” Tanya England yang kaget sekaligus malu.
“Switzerland-san memberitahu kami tentang kekacauan di ruang kesehatan. Malah dia bilang ada pencuri.” Terang Japan.
“Pencuri? Aku cuma menjatuhkan beberapa botol karena kakiku terpeleset lumpur.” Jawab England pelan.
“Oh begitu.” Komentar Russia datar sambil tersenyum.
“J-jangan ketawa!! Dan awas kalau kalian sampai bilang-bilang!!” Teriak England kesal.
“Tapi…kenapa anda ada disini?”
Pertanyaan Japan membuat England terdiam. Dia memalingkan wajahnya dan merengutkan alisnya yang tebal.
“Aku...dengar soal pengunguman dari kepala sekolah.” Kata England pelan, “karena ruang kesehatan dekat dengan aula, aku mendengar ada suara ribut-ribut. Jadinya aku mengintip dari luar karena tidak mungkin aku masuk dalam keadaan berantakan. Lalu aku dengar…jabatanku…diganti oleh France….”
“Heee…lalu kamu syok dan kesini untuk menenangkan diri?” Ujar Russia.
“Bu-Bukan begitu, bodoh! Aku…juga dengar murid-murid lain begitu senang karena aku digantikan…rasanya…”
“Rasanya sangat sepi karena ada yang tidak suka dengan kita, iya kan?”
England menatap Russia dengan heran, karena dia bisa tahu isi hatinya. Russia pun hanya tersenyum tipis. England terdiam sebentar sebelum melanjutkan ceritanya.
“Setelah itu aku kembali ke ruang kesehatan lagi. Entah kenapa aku kesana tapi aku tidak tahu mau kemana lagi. Ketika murid-murid yang lain sudah keluar dari aula, aku panik dan keluar dari jendela dan menuju rumah kaca. Tidak lama setelah aku bersembunyi, Russia masuk dan begitu dia keluar aku dikunci. Aku pun ingin istirahat karena capek, lalu kalian ada didepanku sekarang….”
“Waktu aku panggil kenapa kamu tidak menyahut?” Tanya Russia.
“Eh?! I-Itu…aku…panik. Jadinya tanpa sadar aku tidak mau ketemu siapa-siapa….” Ujar England lemas.
“Itu tidak benar, England-san! France-san menggantikan anda untuk sementara karena anda menghilang!” Ujar Japan tegas, “lagipula semuanya sangat khawatir dan mencari-cari anda!”
“Iya. France-niisan dan America juga sangata khawatir padamu, lho.” Ujar Italy.
“France dan America….” Ujar England pelan tidak percaya.
Tiba-tiba terdengar suara perut yang sangat keras. Wajah England langsung memerah karena malu. Wajar saja dia sudah dua hari tidak makan karena tidur, ketika bangun pastinya dia kelaparan. Italy langsung tersenyum lebar dan mengeluarkan kantung makanan yang tadi diberikan America.
“Ini untukmu, England! Dari America.” Ujar Italy sambil menyodorkan kantung itu ke England.
Laki-laki beralis tebal itu melihatnya tidak percaya. Tapi dia menerimanya walaupun sedikit ragu. England mengambil sebuah hamburger dan melahapnya.
“Makanan ini nggak enak! Kenapa sih America suka makanan seperti ini?!” Kata England sambil mengunyah hamburger.
“Kalau nggak enak kenapa kamu makannya lahap sekali?” Tanya Italy bingung.
“Berisik! Terserah aku kan!!!” Teriak England kesal.
“Nah. Apa yang akan kamu lakukan sekarang, England-kun?” Tanya Russia.
England hanya terdiam, dirinya masih ragu untuk keluar. Dia meremas kantung makanan dan mengangkat wajahnya.
“Aku akan mengambil jabatanku lagi dari France! Pekerjaan Ketua hanya aku saja yang bisa lakukan!” Kata England dengan tegas.
“Eh? Kok seperti itu sih?” Tanya Japan pelan.
Tapi Japan menghela nafas lega melihat England semangat lagi.
“Kalau begitu saya akan memberitahu Germany-san soal ini. Italy-kun, kamu tunggu disini saja ya.” Kata Japan sambil berdiri.
“Eh?! Kok aku ditinggal sendiri?” Tanya Italy cemas.
“Hee…Italy-kun nggak mau menemaniku disini?” Tanya Russia dengan senyum yang menusuk, Italy pun hanya mengangguk pasrah.
“Japan, bilang pada mereka aku mau bertemu di ruang komite.” Kata England.
Walaupun England mengatakannya dengan pelan dan tanpa menatapnya sama sekali, Japan mengerti dan hanya tersenyum sebelum pergi.
****
Germany memasuki ruang komite dengan ekspresi serius seperti biasa. Japan lega Germany sudah datang namun tidak dengan China yang kesal menunggu.
“Kamu lama sekali Germany, aru!” Kata China kesal.
“Apa boleh buat…aku mengantar Switzerland ke ruang kesehatan dulu….” Ujar Germany.
“Bagaimana keadaan Switzerland-san?” Tanya Japan cemas.
“Dia sudah sadar walaupun masih terasa pusing katanya. Sekarang Liechtenstein sedang menjaga dia.” Jawab Germany.
Japan menghela nafas lega. China masih merasa kesal karena England masih belum datang juga. Perhatian Germany teralih ke France dan America yang terduduk lemas di kursi mereka.
“Ada apa dengan mereka?” Tanya Germany heran.
Japan menjelaskan apa yang telah terjadi sebelum Germany datang. Setelah mendengarnya Germany hanya menghela nafas panjang.
“Kalian itu selalu melakukan hal-hal bodoh, ya.”
“Jangan panggil aku ini France Nii-san kalau aku nggak bisa melakukan hal ini!”
“Aku ini HERO!! Apapun bisa kulakukan! BECAUSE I CAN!!”
“Tetap saja kalian itu bodoh.” Ujar China.
Germany mengangguk setuju dengan komentar China. Japan bingung harus berkata apa, akhirnya dia memutuskan untuk diam saja.
“Aaahh! Aku haus! Paling enak minum cola dingin.” Ujar America sambil mengambil sekaleng cola dari bawah mejanya.
“Nggak ada wine ya? Aku haus juga nih….” Keluh France.
“Kalian ini santai banget sih….” Ujar Germany sambil menghela nafas.
“Nggak apa-apa, kan? Toh kita lagi menunggu England.” Balas America sambil meminum colanya.
Dari luar terdengar suara yang familiar bagi mereka, terutama bagi Germany. Karena penasaran, Germany membuka pintu dan melihat koridor. Firasat Germany benar kalau suara itu adalah suara Italy yang menjerit ketakutan. Italy berlari sekuat tenaga menuju ruang komite sambil memanggil Germany.
“Germany! Germany! Tolong aku!!!” Teriak Italy sambil memeluk Germany.
“A-Ada apa?!” Tanya Germany bingung, “dan jangan nangis!”
“Itu…itu…kami dikejar-kejar! Seram sekali!!” Kata Italy sambil terisak-isak.
“Dikejar sama siapa? Lalu mana England dan Russia?” Tanya Germany lagi.
Sebelum Italy menjawab pertanyaannya, Germany sudah mendapat jawabannya. Dari arah datangnya Italy, terlihat Russia juga berlari mendekat. Germany semakin bingung kenapa mereka berlari dan dia lebih kaget lagi melihat England ada diatas punggung Russia.
“Germany! Buka pintu untuk kami! Dan setelah kami masuk langsung kunci pintunya!” Teriak England.
Germany terdiam sesaat karena masih bingung. Tapi setelah melihat ada bayangan mengerikan yang mengejar Russia dan England, Germany langsung bertindak. Dia menyuruh Italy masuk dan membuka pintu lebar-lebar agar Russia dan England bisa masuk. Begitu mereka berdua masuk, dengan cepat Germany masuk dan mengunci pintunya.
“Itu apa?!” Tanya Germany panik.
“Itu…adi—“
Belum selesai Russia bicara terdengar suara gedoran pintu dari luar. Suara yang sangat keras dan mengerikan, seperti yang ada di film horror.
“Niii-saaan!!! Buka pintunya!!! Akan kubuat alis tebal itu menyesal menaiki punggung Nii-san!”
“Belarus-chan! Sudah jangan ganggu Russia-chan dulu, dia lagi sibuk.”
“Tidak, Nee-san! Aku tidak akan beranjak dari sini sampai aku bisa ketemu Nii-san!”
“Kalau kamu mau main bisa nanti, kan? Ayo kita pergi.”
“Jangan tarik aku! Nee-san!”
Akhirnya dua suara perempuan itu menjauh tidak lama kemudian. Semuanya menghela nafas lega karena satu ketegangan telah berakhir.
“Kedua saudara perempuanmu aneh.” Ujar England.
“Saudara-saudaramu juga aneh.” Balas Russia sambil tersenyum.
England merengut kesal karena tidak bisa membalas. Japan menenangkan Italy yang masih menangis ketakutan tapi Germany malah memarahinya. China melihat dengan heran pemandangan langka dimana Russia menggendong England. Sebaliknya France menatap arah lain yang lebih mengherankan lagi, dia melihat America hanya terdiam dengan kaleng cola yang remuk ditangannya.
“Rasa cemburunya double nih….” Ujar France pelan.
“Hah? Kamu ngomong apa?” Tanya China bingung.
“Ah, nggak. Nggak ada apa-apa….”
“Sepertinya kamu menikmatinya, England-kun.” Kata Russia sambil tersenyum.
“A-Apanya?!” Tanya England.
“Naik di punggungku~”
“B-Bodoh! Mana mungkin aku suka, bodoh! Turunkan aku sekarang juga!” Teriak England malu.
“Eh? Tapi kakimu kan terluka….”
“Kalau berdiri aku masih bisa! Memangnya kamu pikir aku ini siapa?! Cepat turunkan!” Perintah England tegas.
Akhirnya Russia menurunkan England. Dia berjongkok agar England bisa turun. Japan pun ikut membantu England.
“Anda tidak apa-apa, England san? Anu...bukankah ini sweater Russia-san yang anda pakai?”
“Ah!! I-Itu…itu dia yang paksa aku buat pakai! Bukan berarti aku ingin pakai!” Ujar England dengan wajah memerah.
“Habis kamu kelihatannya kedinginan, sih.” Kata Russia sambil tersenyum.
“Ini kan karena kamu menyiramku dengan air!!” Kata England kesal.
“Hee…dari awal kamu kan sudah basah.” Balas Russia masih tersenyum.
“Diam!!” Germany berteriak keras sehingga membuat semuanya terdiam, “kalau kalian bertengkar terus hal ini tidak akan selesai!! England sudah ada disini jadi biarkan dia menjelaskan semua! Dan kalian boleh bertanya setelah England selesai bicara! Mengerti!”
Semuanya mengangguk patuh. Mereka pun terdiam dan menatap England, menunggu dia bicara. England menelan ludahnya karena sedikit gelisah, tapi dia memantapkan hatinya untuk menceritakan hal sebenarnya. England menceritakan apa yang dialaminya sama seperti yang dia ceritakan ke Japan, Italy dan Russia di rumah kaca.
“Jadi…semua kekacauan ini karena kebodohanmu, England? Bodoh sekali, aru!” Ujar China tajam.
England hanya terdiam kesal karena tidak bisa membalas kata-kata China. Germany hanya menghela nafas dan tidak berkomentar apa-apa. England melirik France dan America yang belum juga bicara apa-apa. England jadi sedikit gelisah karenanya.
“Aku…Aku sudah ada disini sekarang! Jadi kamu tidak berhak jadi ketua lagi, France! Akulah ketua komite yang sah!” Kata England tegas.
“Hah. Kamu itu datang dengan penampilan nggak keren lalu menceritakan kebodohanmu dan sekarang mau merebut posisi ketua. Kamu itu benar-benar bodoh ya.” Kata France dengan nada meremehkan.
“A-Apa katamu!!?” Teriak England kesal.
“Seharusnya kamu mengatakan sesuatu yang manis dengan buket mawar. Aku pasti akan menerimanya kok.”
“Kamu itu minta dihajar, ya!!!”
“Sudah cukup!!”
Pertengkaran France dan England berhenti karena teriakan America. England menatap America bingung karena tiba-tiba dia marah sedangkan France bersikap biasa saja dan hanya menghela nafas.
“Kenapa? Kenapa kamu nggak ngomong apa-apa?!” Tanya America.
“Eh?! Ngomong apa??” Tanya England bingung.
“Waktu kita ketemu kemarin kenapa kamu diam saja?! Kamu bersikap aneh…”
England masih bingung, dia mengingat-ingat pertemuannya dengan America kemarin. Setelah ingat, England berpikir lagi.
“America…sebenarnya apa yang aneh denganku??”
America dan juga yang lain terdiam heran. England semakin bingung karena semua orang menatapnya.
“O-Oi! Sebenarnya ada apa? Kemarin America membuat lantai koridor kotor, jadi aku buru-buru memberitahu petugas kebersihan untuk membersihkannya. Karena itu aku jadi kesorean mengambil dokumen di akademik pusat.”
“Eh? Jadi kamu diam saja karena buru-buru?” Tanya France tidak percaya.
“I-Iya. Karena kalau aku ngomel pastinya akan lama, jadinya aku diam saja dan aku mau memarahi America di ruang komite nantinya.” Ujar England yang bingung melihat ekspresi France yang aneh.
Spontan, semuanya hanya menghela nafas panjang. Kenyataan yang mereka cari-cari memang sudah ketemu tapi bagi mereka hanya menambah kesuraman yang ada.
“Ternyata hari ini kita membuang waktu untuk hal tidak guna.” Keluh Germany.
“Eh? Menurutku menyenangkan kok! Kita bisa jalan-jalan mengelilingi sekolah~” Ujar Italy ceria.
“Yang jelas saya tenang karena England tidak apa-apa.” Kata Japan tenang.
“Aiyaa~” Keluh China sambil menghela nafas panjang.
“Mungkin lebih baik kamu tetap tidur di rumah kaca saja, England-kun.” Kata Russia sambil tersenyum.
“Kamu benar-benar bodoh ya.” Cibir France.
“Kata-kata dari mulutmu yang paling nggak bisa kuterima, jenggot sialan!” Teriak England kesal, “dan lagi kenapa kalian sekesal itu sih?”
“Padahal…kukira kamu pergi…”
Mendengar America juga berkomentar England jadi bertambah kesal, tapi matanya melebar ketika melihat wajah America basah dengan airmata.
“Padahal aku sudah khawatir! England bodoh!” Teriak America sambil terisak-isak.
A-America nangis!!!!
Itulah yang ada dipikiran semua orang. Mereka sangat terkejut melihat America yang selalu ceria dan semangat menangis seperti anak kecil. Entah kenapa mereka juga jadi panik.
“America-san, tenanglah. Ah! Ini ada permen!” Kata Japan berusaha menenangkan.
“Ini juga ada hamburger sisa tadi!” Ujar Italy.
“Ini ada kue yang enak dari rumahku, enak sekali, aru.” Kata China sambil menyodorkan sebungkus kue ke America.
Germany hanya diam saja karena dia tidak bawa makanan apa-apa dan dia juga tidak bisa membujuk orang. Walaupun sudah disodori makanan, America masih terus menangis. England pun jadi panik dan bingung, dia tidak tahu harus memberikan apa.
“Baiklah, aku akan melakukan apa saja untukmu. Karena itu berhenti nangis!” Teriak England.
“…kalau begitu. Aku ingin kamu di festival kebudayaan nanti pakai kostum aneh seharian. Kamu juga jangan protes kalau difoto dan dipajang di koran sekolah.”
“Iya iya! Baiklah akan kulakukan! Eh?”
England menyadari sesuatu. Orang yang mengatakan tadi bukan America, tapi orang lain. Dia menoleh dengan ke arah orang yang dia curigai. Dan benar saja orang itu sedang tersenyum meremehkan dirinya.
“France!!! Kamu yang ngomong tadi kan? Apa maksudmu?!” Tanya England kesal.
“Tidak kusangka kamu pakai nangis, America. Kamu itu memang masih kecil, ya. Tapi berkat itu aku dapat rekaman yang bagus.” Kata France sambil tersenyum menyeringai.
“Ini semua gara-gara England bodoh!” Kata America kesal sambil menghapus airmatanya.
“Nah, England. Kamu tetap harus melakukan apa janjimu lho. Atau nggak, aku akan menyebarkan video kalau ketua komite kita sudah membuat America menangis,” Ujar France sambil memperlihatkan handphone yang dipegangnya.
“Dasar sialan!!!” Geram England, “kalau kakiku sudah sembuh kamu pasti akan kuhajar habis-habisan!!!”
“iya iya. Karena itulah cepat sembuh♥”
“Berisik!” Teriak England kesal karena tidak terima dikerjai.
“Tapi kami punya hadiah untukmu lho.” Kata France sambil tersenyum, “hadiah dariku dan America.”
France menuju tirai besar yang ada di samping mereka. dia berhenti di ujung tirai dan menarik tali tirai dengan semangat. Sama seperti tadi pagi di balik tirai itu ada banyak tumpukan kertas berjejer rapi. Bedanya tidak ditumpuk tinggi-tinggi agar tidak terjadi kecelakaan yang sama lagi.
“Eh? Ini apa?” Tanya England heran.
“Lihat England-san.” Kata Japan sambil menyerahkan beberapa lembar dokumen dari tumpukan tadi, “France-san dan America-san sudah susah payah mengerjakan ini semua.”
England memeriksa setiap lembar dokumen yang diberikan Japan dan dia sangat terkejut melihat semuanya dikerjakan dengan rapi dan sempurna. England melihat France dan America keheranan.
“Ternyata kalian bukan hanya mempunyai rencana mengerjaiku, ya…”
“Kami ini memang hebat, kan? France-Niisan bisa melakukan apapun jika ada yang perlu bantuan.” Kata France bangga.
“Kalau begitu seharusnya kalian bisa mengerjakan pekerjaan komite dengan serius!” Kata England kesal.
“Hobiku memang mogok kerja sih. Jadi maklumi saja.”
“Apanya yang perlu dimaklumi, bodoh!!”
America terus diam. England jadi takut America menangis lagi jadi ikut diam juga karena bingung mau bicara apa. Laki-laki beralis tebal itu berpikir keras apa dia harus marah atau membuat America tertawa, tapi pilihan terakhir rasanya mustahil bagi England.
“A-Aku…ah bukan! Kamu…kamu seharusnya bisa melakukan pekerjaan komite lebih serius daripada ini! Jangan sering meninggalkan pekerjaanmu! D-Dan…uuh…ka-kamu…sudah berjuang keras…aku tidak akan melakukan kecerobohan seperti ini lagi.”
Walaupun England tidak jelas mengatakannya America merasa lega mendengarnya. England terus memalingkan mukanya dengan wajah memerah karena menahan malu.
“Aku juga mau dipuji dong~” Pinta France.
“Aku nggak sudi muji kamu tahu!”
“Hahahaha! England kamu bodoh banget sih!” Kata America sambil tertawa keras.
“A-Apa?! Kenapa tiba-tiba kamu mengatai aku bodoh, America! Ngajak ribut ya!!!”
Akhirnya terjadilah keributan yang sering kali terjadi di ruang komite. Trio klub surat kabar hanya menghela nafas panjang, tapi mereka berpikir kejadian ini bisa dijadikan berita menarik. Sesuai janjinya, China mengembalikan ‘harta berharga’ Japan, yang diterimanya dengan penuh suka cita. Japan pun bisa melakukan kegiatan klub dan mengejar deadline membuat komik untuk festival kebudayaan nanti, untungnya Germany dan Italy ikut membantu sehingga Japan merasa lega.
****
Seminggu pun akhirnya berlalu. Semua anggota komite sudah menyiapkan festival kebudayaan sekolah dengan sukses dan berharap semua bisa berjalan lancar. Kaki England pun sembuh total jadi dia tidak bisa menghindar dari ‘janji’ yang dia buat. England terpaksa memakai kostum maid di kafe yang dibuat France untuk melayani pengunjung. Karena ada tontonan menarik kafe itu pun jadi ramai. Hal itu malah membuat England malu setengah mati. Klub surat kabar tidak lupa meliput dan memfoto England dalam kostum maid yang banyak, sesuai permintaan France. America pun tidak bisa berhenti tertawa melihat England.
“Kamu pasti senang kan? Hal seperti ini yang paling kamu inginkan. ” Kata France sambil kiss bye. England hanya menggeram kesal dan melempari France dengan kue-kue yang dia bawa.
Kehidupan yang damai di World Academy pun akhirnya kembali, mungkin…..
THE END
4-07-2011
Se-Selesai!!! \o/
Semua hal yang terjadi di cerita ini karena hal sepele. Hahaha. Karena genre cerita ini komedi jadi dari awal memang tidak ada masalah serius di cerita ini. XDDD #dihajar
Aku lebih suka membuat cerita komedi daripada serius karena sewaktu memikirkan konsep aku selalu ingin ketawa. #authoryanganeh
Akhirnya aku bisa membuat France keren tapi gagal membuat dia mesum…aku ingin membuat Fanfic tentang dia lagi. Tapi masih lama….
Btw, ini fanfic keduaku dimana America nangis. Di strip official pun akhir2 ini kadang-kadang ada America nangis karena ngambek dan aku melihatnya sangat menarik. XD
Sampai jumpa di fanfic berikutnya. :)
Semua hal yang terjadi di cerita ini karena hal sepele. Hahaha. Karena genre cerita ini komedi jadi dari awal memang tidak ada masalah serius di cerita ini. XDDD #dihajar
Aku lebih suka membuat cerita komedi daripada serius karena sewaktu memikirkan konsep aku selalu ingin ketawa. #authoryanganeh
Akhirnya aku bisa membuat France keren tapi gagal membuat dia mesum…aku ingin membuat Fanfic tentang dia lagi. Tapi masih lama….
Btw, ini fanfic keduaku dimana America nangis. Di strip official pun akhir2 ini kadang-kadang ada America nangis karena ngambek dan aku melihatnya sangat menarik. XD
Sampai jumpa di fanfic berikutnya. :)
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Save And Share :
0 komentar:
Posting Komentar