Cari Blog Ini

Minggu, 08 Mei 2011

[Fanfic-Hetalia] England Menghilang

Hualow! Sudah lama tidak menulis fanfic. XD Kali ini fanfic mengenai Gakuen Hetalia. :D Enjoy!




England Menghilang


Characters: France, America, Japan, Germany, Italy.
Rating: K
Words Count: 2.366
Warning: None
Disclaimer: All characters belong to Himaruya Hidekaz
Summary: England menghilang secara misterius dan akhirnya France diangkat menjadi ketua komite World Academy.


World Academy, sebuah sekolah untuk para personifikasi negara agar mereka dapat mengenal beberapa negara satu sama lain. Seperti sekolah biasa pada umumnya, sekolah ini mempunyai komite yang dijabat oleh 8 negara besar yang diketuai oleh England.

Suatu pagi, Suasana sangat damai. Saking tenangnya ruangan komite pun tidak seberisik biasanya. Bahkan Japan sedang berlari dengan semangat ke ruangan komite, yang sayangnya bukan membawa kabar baik.

“France-san! America-san! Ada hal gawat, England-san menghilang!!” Teriak Japan panik di depan pintu ruang komite sekolah.

France yang sedang tertidur santai di kursi jadi terbangun dan melihat Japan dengan setengah mengantuk sedangkan America tidak mengalihkan pandangannya di PSP yang sedang dia mainkan.

“Bukannya dia sedang minum teh atau mengobrol dengan unicorn atau apalah itu di suatu tempat.” Kata America cuek.

“Sudahlah, Japan. Tenangkan dirimu dan cerita pelan-pelan apa yang terjadi.” Kata France sambil menguap.

Japan mengikuti saran France. Dia menarik nafas pelan-pelan dan akhirnya mulai bicara walaupun tetap dengan wajah khawatir.

“Tadi pagi, England-san sudah ada di sini sebelum kalian datang. Lalu sekitar jam 10, England-san pergi dengan terburu-buru. Katanya ada dokumen penting yang harus diambil. Tapi sudah dua jam berlalu, dia tidak kembali. Saya pun mencarinya di sekitar sekolah bahkan sampai asrama, tapi….”

“Apa dia bilang dia mau kemana?” Tanya France.

Japan hanya menggeleng.

“Mungkin kalian tadi berselisih jalan dan England sudah kembali ke kamarnya. “

“Tapi, France-san…”

France mengela nafas panjang, “Yah sudah, aku ikut kesana. Ayo America, kamu juga ikut!”

“Hah? Kenapa aku juga harus ikut?”

“Tumben….” France melihat America heran, “biasanya kamu semangat dengan hal seperti ini, apalagi berhubungan dengan England.”

“Aku nggak kayak gitu, kok! Aku lagi malas….”

Akhirnya France dan Japan keluar ruangan meninggalkan America yang tetap memainkan PSP-nya. Lalu mereka berdua berjalan menuju kamar England di asrama.

“Anu, sebenarnya ada apa dengan America-san? Dia kelihatan tidak bersemangat.” Tanya Japan.

“Entahlah. Waktu aku datang dia sudah diam disitu dengan PSP-nya. Sampai aku tertidur pun dia tidak ngomong apa-apa.”

“Eh? Anda datang ke ruang komite dan langsung tidur? Apa anda sudah mengerjakan tugas anda?”

“I-I-Itu…” France langsung merasa gugup dan tidak bisa berkata apa-apa. Dan akhirnya mereka berdua sudah hampir sampai di kamar England, France pun langsung mengalihkan pembicaraan.

“Kita sudah sampai.”

Japan melangkah duluan, lalu mengetuk-ngetuk pintu kamar England.

“England-san. England-san. Anda ada di dalam?”

Tidak ada jawaban. Japan pun mengetuk pintu dan memanggil lebih keras, namun tetap tidak ada jawaban. Akhirnya France pun ikut memanggil dengan teriakan.

“Oi England!! Kamu ada di dalam kan? Ayo keluar!”

Tetap tidak ada suara yang menjawab dari balik pintu. France pun kehilangan kesabarannya dan memegang kenop pintu. Tidak terduga, pintu terbuka. France dan Japan hanya terdiam bingung. England adalah tipe orang yang selalu mengunci pintu kamarnya dari dalam maupun dari luar kamar. Tapi sekarang pitu terbuka tanpa terkunci. Mereka pun masuk dan tidak ada satu pun orang di dalam. Mencari di kamar mandi pun tidak ada.

“England-san…benar-benar menghilang….”

France hanya diam namun wajahnya mulai gelisah. Situasinya menjadi tidak seperti yang dia bayangkan. Dia melihat sekeliling untuk memastikan kedua kalinya, tapi tetap sama, England tidak ada.

“Mungkin…England masih pergi ke tempat. Besok pagi pasti ada lagi.” Ujar France berusaha tenang.

Niat France untuk membuat suasana jadi tenang tidak berpengaruh sama sekali. Japan masih merasa gelisah, sampai pria berambut pirang panjang itu kehilangan kata-kata untuk memebuat mereka tenang.

“Untuk sekarang, lebih baik kita kembali ke kamar masing-masing dan tunggu sampai besok pagi.”

Japan ingin menolak, dia masih ingin mencari England. Tapi dia tidak bisa beragumen balik, karena itu dia hanya mengangguk dan berjalan pergi keluar kamar. France mengikuti sampai mereka berdua keluar. Sebelum menutup pintu, France menyakinkan dirinya kalau semua pasti baik-baik saja dan besok dia kan bertemu England yang marah-marah padanya seperti biasa.

Namun pagi itu tidak terjadi. France kembali membuka pintu kamar England keesokan harinya dan England tetap tidak ada. Begitu juga di ruang komite sekolah, tempat yang pertama kali dikunjungi England di pagi hari. Tempat itu juga sepi.

“Alis bodoh itu…sebenarnya dia kemana….?”

****

Aula yang biasanya sepi dan tenang menjadi berisik karena dipenuhi dengan murid-murid. Mereka disuruh berkumpul untuk mendengarkan pengunguman penting dari kepala sekolah.

Kepala sekolah yang berdiri di podium berdehem untuk menenangkan semua murid. “Perhatian semua! Ada pengunguman penting! Ketua komite sekolah kita, England, keberadaannya tidak diketahui sampai saat ini!”

Mendengar hal itu, suasana yang tadi sempat tenang menjadi pecah dengan rasa terkejut dan semua langsung ramai memperbicangkannya satu sama lain. Namun Kepala sekolah tetap melanjutkan pidatonya.

“Oleh karena itu, sebagai kepala sekolah, aku akan memberi tugas pada klub berita untuk mencari penyebab hilangnya England dan sesegera mungkin untuk menemukannya. Dan untuk posisi Ketua komite sekolah, untuk sementara akan diserahkan pada France! America dan Japan harus membantu France menyelesaikan pekerjaannya sampai selesai. Sekian!”

“Nah, untuk ketua baru dan klub berita berjuanglah! Karena aku banyak janji (dengan wanita) aku pergi dulu ya. Ciao~” Kepala sekolah pun langsung kabur dengan senyum lebar di wajahnya.

Kehebohan makin terjadi ketika pengunguman selesai diumumkan. Kejadian seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya dan hal ini sangat mengejutkan.

“Kalian semua kenapa pakai berisik sih! Terserah Jii-chan kan mau bilang apa, dia kan kepala sekolah di sini, jadi jangan banyak ngeluh!” Protes Romano kesal.

“Hwaaa~ Nii-chan mengatakan hal keren~” Puji Italy yang berdiri di samping kakaknya, “berarti Nii-chan mau membantu klub berita mencari England, dong?”

“Mana mungkin, adikku yang bodoh! Aku tidak tertarik dengan masalah komite yang merepotkan. Aku mau makan lalu siesta.” Kata Romano sembari pergi.

“Vee! Kok gitu sih….” Kata Italy kecewa.

Tidak jauh dari Italy berdiri, France, America dan Japan masih berdiri diam. Aura seram terasa di sekitar mereka.

“Kenapa…kenapa hal ini terjadi…aku lagi nggak mimpi kan??” Kata France yang masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.

“Aku juga masih tidak percaya dengan hal ini. Apalagi, kepala sekolah secara sepihak menyuruh klub berita mencari England….” Keluh Germany yang menghampiri mereka belakangan.

“Enak kan~! Kita bisa ijin pelajaran sesukanya untuk mencari info.” Kata Italy ceria.

“Kita bukan mau main-main, tahu! Lagipula, apa yang sebenarnya terjadi?”

Japan menceritakan semua yang kemarin terjadi ke Germany dan Italy. Setelah mendengar itu Germany langsung bermuka serius.

“Jadi terakhir kali kamu melihat England jam 10 pagi kemarin?”

“Iya.” Jawab Japan pelan.

“Berarti kita mencari informasi yang terjadi antara jam 10 kemarin sampai sekarang. Ayo Italy, kita harus mulai kerja!”

“Siap, Vee!”

“Maaf ya, Germany-san. Saya tidak bisa membantu….”

“Tidak apa-apa. Sepertinya kegiatanmu di komite akan semakin sibuk mungkin sebaiknya kamu juga non-aktif di klub manga research.”

“Tidak bisa!” Kata Japan tegas sampai membuat Germany dan Italy kaget, “saya tidak bisa berhenti di klub manga research walaupun sebentar! Deadline semakin dekat karena festival kebudayaan tinggal sebentar lagi!”

“Tapi kan, kamu bisa kecapekan….” Kata Italy khawatir.

“Tidak masalah. Tidak tidur satu sampai dua malam sama sekali tidak masalah bagi saya.”

“TIDAK BISAA, ARUU!!!”

Berselang setelah suara teriakan itu, ada yang menarik Japan dari belakang. Orang yang menarik adalah China. Dia meremas keras bahu Japan, membuat pria berambut hitam itu sedikit takut.

“A-Ada apa, China-san?”

“Apa maksudmu kamu tidak akan tidur selama dua hari? Kamu mau mati, aru!?”

“A-Anu…itu misalnya saja. Seandainya England-san ditemukan hari ini, saya bisa tidur lebih lama…mungkin….”

“Aku tidak peduli alis tebal itu ditemukan atau tidak, aru! Ada atau tidak ada, dia selalu menyuruhmu bekerja keras!!”

“E-Eh…itu tidak---“

“Kamu jangan memaksakan diri! Kamu harus tidur yang banyak! Ini juga karena kamu terlalu banyak ikut klub! Karena itu, aku akan melakukan sesuatu untukmu, aru!”

Japan merasakan firasat yang tidak enak mendengar ucapan China. Dia ingin melawan tapi dia tidak bisa berkata apa-apa dan ulu hatinya mulai sakit.

“Aku akan menyita ruang klub manga research dan kameramu, aru!!” Ujar China sambil mengancungkan sebuah kunci dan sebuah kamera.

Melihat benda-benda yang sangat penting bagi kehidupannya ada di tangan orang lain, Japan mulai panik.

“D-D-Darimana anda mendapatkan semua itu, China-san!?”

“Jangan salah! Aku juga anggota komite sekolah. Mendapatkan satu sampai dua kunci ruangan sekolah ini bukan masalah bagiku. Dan kamera ini aku ambil kemarin.” Ujar China sembari pergi sambil memutar-mutar kunci ruangan manga research dengan santainya.

“Tu-Tunggu China-san!! Tanpa dua hal itu…saya….”

“Sudahlah, Japan. Setelah England ketemu, nanti pasti kembali kok. Ya?”

Italy tersenyum sambil mengelus-elus kepala Japan yang masih syok. Melihat senyuman Italy, Japan merasa sedikit lebih tenang dan mengangguk pelan.

“Lagipula, Germany pasti bisa menemukan England dengan cepat. Jadi serahkan semuanya pada dia.”

“Kamu juga harus cari England, Italy!!!” Kata Germany tegas, “dan juga kalian berdua…mau sampai kapan kalian diam disitu?”

Germany menoleh ke France dan America yang masih berdiri diam, dari mereka berdua masih terpancar hawa suram.

“Aku mengerti kalau France merasa syok. Tapi kenapa kamu juga gelisah, America?”

“Aku…tidak menyangka kalau France yang diangkat jadi ketua. Padahal aku ini Pahlawan, kenapa nggak aku saja.” Jawab America pelan.

“Ternyata kamu itu ya! Nggak penting banget!” Teriak Germany dan France bersamaan.

“Tapi kan enak kalau jadi ketua komite! France-Niichan bisa berbuat sesukanya!” Kata Italy ceria.

France dan Germany melihat Italy dengan keheranan, mereka terkejut mendengar kata-kata Italy. Namun setelah itu, Germany menghela nafas.

“Jangan bicara sembarangan, Italy! Justru tanggung jawabnya besar dan dia harus bekerja dengan serius!”

“Itu benar….” Kata France pelan. Germany pun ikut mengangguk setuju.

“Nii san bisa jadi bersenang-senang lebih leluasa dan para wanita pun akan semakin banyak mengagumiku karena aku adalah ketua komite!” Ujar France dengan mata berbinar-binar.

“Kamu-itu-ya!!!!”

Beberapa menit kemudian keadaan sudah semakin tenang. Di ruangan aula hanya ada America, Japan, dan Italy yang berdiri sejajar dengan rapi di depan Germany. Mereka bertiga tidak mau bernasib sama seperti France yang tergeletak karena babak belur dihajar Germany.

“Jadi, aku dan Italy akan mencari England secepat mungkin! Japan, kamu awasi mereka berdua agar tidak kabur dari pekerjaan mereka! Dan untuk America dan France, kalian harus kooperatif! Festival kebudayaan semakin dekat jadi kerja dengan serius! Mengerti!”

“Siap.”

“Aku tidak dengar!”

“SIAP!!”

“Aku belum dengar suaramu, France!”

“Siaap…..” Jawab France yang masih tergeletak dengan nada lemas.

****

Setelah selesai, Germany dan Italy pun segera pergi untuk mencari England sedangkan yang lain berjalan menuju ruangan komite sekolah.

“Benar-benar deh, Germany itu. Dia memukulku dengan serius….” Keluh France sambil mengelus pipinya yang bengkak.

“Dia lebih cerewet daripada bosku. Pundakku sampai pegal. Oi Japan, nanti aku pinjam alat pemijat pundak otomatis punyamu, ya!”

“Eh! I-Itu boleh saja…tapi…setelah pekerjaan anda selesai…ya?”

“Iya iya. Paling-paling nanti siang selesai.”

“Oiya Japan. Sebenarnya pekerjaan ketua itu apa aja sih?” Tanya France.

“Untuk saat ini, anda hanya perlu tanda tangan dan mengecap surat penting saja.” Jawab Japan.

“Oh! Cuma itu saja? Kukira aku bakal kerja menulis banyak surat sampai malam. Soalnya aku sering lihat England kerja sampai larut malam.”

“Itu mungkin saja.”

“Eh?”

France mulai merasakan firasat buruk, tapi dia berusaha tenang dan berpikir tidak akan terjadi apa-apa. Sampai mereka bertiga sampai di ruang komite dan melihat ada dua tumpukan kertas yang melewati kepala America di atas meja ketua.

”Hoh…cuma segini….” Ucap France sambil menghela nafas lega.

“Iya. Ini HANYA yang ada di atas meja.” Kata Japan datar.

Firasat buruk mulai menghantui France lagi. Japan berjalan menuju tirai besar yang ada di samping mereka. America dan France melihat tirai itu dengan heran.

“Sejak kapan di sini ada tirai besar?” Tanya America heran.

Japan berhenti di ujung tirai dan menarik tali tirai itu tanpa ekspresi. Dan apa yang ada di balik tirai itu, membuat France berteriak histeris.

“Ini sisa dokumen yang datang kemarin malam. Tapi tenang saja, saya telah mensortir semuanya. Jadi semua dokumen ini hanya dokumen penting.”

“Semuanya dokumen penting!? Yang benar saja! Lihat semua kertas itu menumpuk sampai menyentuh langit-langit!!!”

“Kemarin pekerjaan terbengkalai karena kita mencari England-san, makanya jadi menumpuk. Tapi kalau America-san membantu semuanya akan cepat selesai.”

“Eh!? Aku juga? Apa tidak ada pekerjaan lain?”

“Kalau begitu…America-san, bisakah anda pergi ke akademik pusat untuk mengambil dokumen lainnya, lalu merinci pengeluaran minggu ini dan bla bla bla bla bla----”

“Le-Lebih baik aku membantu France di sini….” Kata America pelan.

Sebenarnya Japan masih ingin mengatakan deretan pekerjaan lain yang bisa dikerjakan America, tapi karena America berkata begitu Japan jadi sedikit lega.

“Kalian berdua hanya tinggal menanda tangani dokumen-dokumen ini lalu dicap. Dan saya harus mengerjakan pekerjaan yang saya sebutkan tadi, karena itu saya permisi.”

Setelah membungkuk, Japan berjalan pergi. Tapi sebelum keluar dia menoleh dengan aura suram.

“Saya harap anda berdua dapat mengerjakannya dengan baik. Karena kalau tidak, kita bertiga tidak bisa tidur hari ini. Selamat berjuang....”

Walaupun suara pintu yang tertutup pelan itu sudah lewat, France dan America masih terdiam memandangi pintu. Seakan mereka berharap ada seseorang yang masuk. Fance pun memecah keheningan dengan mengeluh.

“Haah…aku harap semua ini hanya mimpi buruk. Aku ingin cepat-cepat bangun dan semuanya kembali seperti semula….”

“Aku juga berharap ini mimpi…tapi aku juga tidak mau bermimpi seperti ini.”

“Hei America,” France menoleh ke America dan menatapnya sebentar, “sepertinya sejak England menghilang kamu jadi uring-uringan.”

“Aku nggak uring-uringan kok!” Jawab America sambil berbalik kesal.

Haah…hanya karena menghilangnya alis tebal sialan itu semua jadi berubah begini. Padahal sebelum ini semua baik-baik saja….


…Kan?

“Oi France! Jangan diam saja! Kalau cepat dikerjakan nanti bisa cepat selesai!”

Kenapa rasanya aku lupa sesuatu ya….

“Eh? America apa yang kamu lakukan!?”

“Tentu saja mengambil dokumen ini!” Kata America yang sedang jongkok di depan salah satu tumpukan dokumen.

“Tunggu! Jangan diambil dari situ!!”

Peringatan France terlambat. Kertas-kertas berjatuhan diatas mereka berdua dan berserakan di lantai.

“Kamu itu bodoh banget sih! Jangan diambil dari bawah!” Teriak France kesal.

“Memangnya aku bisa ambil dari atas! Makanya aku ambil dari bawah!” Balas America.

“Wah wah. Ternyata ketua komite yang baru melakukan hal yang lebih kacau daripada yang kukira.”

“Berantakan sekali….”

France dan America menoleh dengan kesal. Di belakang mereka ada seorang laki-laki berkacamata berpakaian rapi dan seorang perempuan berambut coklat panjang. Ternyata yang datang adalah Austria dan Hungary.

“Hei! Kalau mau masuk ketuk pintu dulu!” Kata France yang masih kesal.

“Tentu saja aku sudah mengetuk pintu, dasar bodoh! Karena kalian berisik makanya tidak dengar.” Kata Austria sambil menghela nafas.

“Awalnya aku sempat ragu karena kalian tidak pernah bekerja dengan serius.” Lanjut Austria lagi, “karena ketua itu posisi penting dan pekerjaannya banyak----“

Mendengar ceramah Austria membuat America terdiam kesal karena mendapat pidato panjang untuk kedua kalinya, tapi France jadi teringat sesuatu yang tadi dia lupakan.

Aku ingat…sebelum England menghilang kami berdua bertengkar, seperti biasa. Dan dia mengatakan sesuatu….

Jangan pikir pekerjaan ketua itu gampang! Seandainya aku tidak ada dan kamu yang jadi ketua, kamu akan tahu rasanya!

Apa semua kejadian ini karena aku….dikutuk England?

TO BE CONTINUED

03-05-2011

Awalnya aku ingin membuat cerita misteri dan komedi. Tapi cerita ini tidak ada lucu-lucunya sama sekali oTL Di cerita ini aku juga mencoba membuat France jadi tokoh utamanya. Karena kata Nemuchan, France itu kalau serius bisa keren. XDDD

Soal judul, aku memang payah jadinya agak gaje...tapi intinya memang tentang England yang hilang kan? #maksa

BTW, Gakuen Hetalia PSP juga sudah keluar dan aku tidak bisa main. T_T #curcol


Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4 (End)

Save And Share :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

3 komentar:

  1. lol lol lol lol lol lol XDDDDDDDDDD

    Lanjuttttttttttt !!!! :DDD

    BalasHapus
  2. bagus kok fictnya, tapi bagian dialog kalo bisa dikasih penjelasan sapa yang bilang, itu aja yang kurang sreg keknya.

    BalasHapus
  3. @Aline魂の: XDDDD
    Udah dilanjutin tuh. lol

    @Lavender: Terima kasih. :D

    soal penjelasan, tidak semua aku kasih langsung di dialog. Kan udah ada penjelasan sebelum atau sesudah dialognya siapa yang ngomong :)

    BalasHapus

back to top