Cari Blog Ini

Senin, 23 Juli 2012

[Project-Fanbook] Trio Mabudachi 589


Halo! Posting kali ini Nemuchan yang akan bahas, meskipun posting ini seharusnya yang bahas Dark Lily, tapi karena dia sibuk banget dengan tugas skripsi-nya makanya aku diminta yang buat postingan fanbook ini. Ok, ini dia bahasannya.

Dari dulu Dark Lily senang banget buat skenario cerita apapun, baik itu Hetalia maupun Final fantasy. Tapi, semuanya nggak dikembangkan lebih jauh. Aku selalu bilang sama dia untuk dikembangin skenario2 yang banyak itu jadi satu cerita utuh, meskipun akhirnya banyak yang kelupaan. (^_^;)

Sejak main game Dissidia Final Fantasy, Dark Lily mulai banyak bikin skenario game itu, yang ditulisnya dalam satu buku 'Drabble FF'^^ semuanya cuma cerita gag yang nantinya mau dibikin di game Dissidia sebagai Original Quest. Salah satu ceritanya adalah yang kelak jadi fanbook panjang Dissidia ini.

Salah satu drabble yang dia bikin ada yang karakternya banyak dan kisahnya kompleks, aku pikir skenario ini nggak mungkin dimasukin di quest Dissidia karena kepanjangan, lalu aku saranin untuk dibuat fanfic aja. Setelah dipikir-pikir akhirnya Dark Lily setuju.

Ini dia fanbook Dissidia Final Fantasy pertama kita!\(^0^)/
Kita berdua paling nggak bisa bikin judul, apalagi Dark Lily, dia bikin semua skenario itu tanpa judul, makanya untuk fanbook ini pun judulnya ditetapkan setelah satu buku pertama hampir selesai.^^

Info Buku:

Judul : Trio Mabudachi 589
Jenis : Fanfiction, Light Novel
Original : Dissidia Duodecim Final Fantasy
Karakter : Squall, Bartz, Zidane, Terra, Cloud, Kain, Firion, Lightning, dll.
Hak Cipta : Square Enix
Genre : Fantasy, Adventure
Tahun Pembuatan : 2012
Rating : R (Remaja)
Cerita : Dark Lily
Ilustrasi : Nemuchan
Jumlah Hal : 230 hal.
Harga : Rp. 45.000,
Cetakan Pertama : 2012
Cetakan Kedua : 2015

Sample Chapter I

Chapter 1:
SPROUTING


“Hey, Squall. Terima kasih ya, kamu memang hebat!”

Squall hanya menatap dingin pria yang tersenyum didepannya dan berpaling pergi dengan cuek.

“O-Oi! Jangan pergi begitu saja kan?”

“Urusanku sudah selesai. Aku pergi.” Jawab Squall tanpa menoleh lagi.

“Ya ampun, sesuai gosipnya yah...Squall Leonhart, si dingin yang bisa menyelesaikan segala misi yang diberikan. Tapi dinginnya benar-benar sedingin es...”

Squall berjalan lurus kedepan dalam diam. Suara-suara yang ada di sekelilingnya tidak dia anggap, setidaknya tidak dia ucapkan.

Heran deh, di jalan ini kok setiap aku lewat berisik banget sih! Dan mereka ngeliatin aku lagi! Memangnya aku ini papan iklan!

Pemuda yang sensitif ini adalah seorang Mercenary muda bernama Squall Leonhart, pemegang Gunblade yang mempunyai bekas luka melintang diwajahnya, yang secara kebetulan bertempat sementara di kerajaan Fynn sedang melakukan suatu misi yang diberikan padanya. Walaupun baru sebentar di wilayah kerajaan Fynn tapi namanya sudah cukup dikenal dan sering mendapatkan tawaran kerja dimana-mana.

Squall mempercepat langkahnya. Setelah menelusuri lorong, kemudian dia tiba di depan apartemen sederhana yang ada di pinggir kota. Dia membuka salah satu pintu yang ada di dalam apartemen itu dan langsung menutupnya ketika masuk. Setelah menghela nafas sejenak karena lega, namun kesunyian yang diinginkan Squall belum bisa dia dapatkan.

“Oh! Selamat datang, Squall.” Sapa seorang pemuda yang sedang membaca majalah di meja makan.

“Kamu cepat hari ini. Tugasnya gampang ya?” Tanya pemuda lain yang sedang makan di depan pemuda sebelumnya.

Mereka...! Mereka ada lagi!!

“Aku sudah bosan mengatakan ini setiap hari...NGAPAIN KALIAN ADA DI RUMAHKU!!?”

“Eeeeh! Aku kan bawa oleh-oleh dari hasil aku jalan-jalan...sekalian saja aku ajak Zidane kesini karena dia yang bisa buka pintu rumahmu.”

“Aku sudah berulang kali bilang kan Bartz, Tidak ada pintu yang tidak bisa kubuka.” Kata Zidane dengan nada bangga.

Itu namanya menyusup, tahu!

“Aku tidak pernah mengijinkan kalian masuk ataupun makan dirumahku!”

“Tapi, kita kan teman!” Ujar Bartz sambil tersenyum.

“Sudahlah, Squall. Jangan mempermasalahkan masalah kecil, makanan di rumahmu banyak yang enak sih.” Ujar Zidane santai.

Makanan disini nggak gratis, tahu!!

“Hey, Squall Lihat! Ini oleh-oleh untukmu. Sebongkah Mythril dari gua yang aku jelajahi.” Ujar Bartz sambil menyodorkan sebongkah Mythril besar ke Squall.

Aku nggak butuh! Keluar dari sini, kalian!

“Sudahlah, jangan malu-malu. Kamu capek kan? Ayo duduk, aku buatin teh.” Lanjut Bartz lagi.

Squall hanya terdiam pasrah. Kejadian yang tidak sekali ini saja dia alami, membuatnya pusing kepala. Akhirnya dia duduk dan meminum teh yang disajikan di depannya.

“Makin lama, kamu makin terkenal ya. Semua cewek di sini membicarakanmu terus, padahal aku lebih menarik darimu!” Kata Zidane kesal.

Jangan salahin aku! Memang siapa yang mau terkenal! 

“Kamu selalu menyelesaikan misi dengan baik tapi, apa kamu tidak mengambil tugas terlalu banyak?” Tanya Bartz sambil makan roti yang baru diambilnya.

“Kalau aku nggak kerja, aku nggak makan. Bukannya kalian juga mulai cari kerja daripada numpang disini!?” Tanya Squall sambil menaruh cangkirnya dengan keras.

“Aku kerja kok! Aku mengoleksi barang-barang langka! Lihat pedang unik ini, namanya Sargatanas, bagus kan?!” Ujar Zidane sambil menunjukkan pedang barunya.

“Aku sih lebih senang berpetualang. Lebih menyenangkan.” Ujar Bartz sambil tertawa kecil.

Aku sama sekali tidak senang!

“O iya Aku lupa, bahan makanan sudah habis. Jangan lupa belanja ya.” Kata Zidane sambil menunjuk kulkas.

“Kalian yang menghabiskannya kan! Seharusnya kalian yang harus beli!” Kata Squall kesal.

“Ya sudah, ayo kita bertiga belanja!” Kata Bartz senang.

Kalian ini bodoh atau apa sih!?

Akhirnya mereka bertiga berjalan bersama dengan senang untuk belanja. Sayangnya kesenangan itu tidak dirasakan Squall yang mengerutkan wajah sepanjang jalan.

Sekarang ini mereka sedang berada di sebuah kerajaan bernama kerajaan Fynn, salah satu kerajaan di benua Archylte. Kerajaan yang di kenal damai dan indah karena disanalah tumbuh bunga mawar yang hanya dapat tumbuh di sekitar kerajaan Fynn. Namun yang paling mendapat sorotan adalah bunga mawar merah yang hanya tumbuh di sekitar wilayah istana dan tidak ada yang bisa melihatnya kecuali dengan izin. Kerajaan Fynn dipimpin oleh seorang ratu yang konon dikatakan mempunyai image seperti bunga mawar merah itu sendiri. Sang ratu mempunyai ksatria khusus yang melindungi dirinya dan istana namun, sayangnya sang ratu jarang menampakkan diri ke publik dan hanya mengurung diri di istananya.

“Sepertinya keadaan disini juga ikut tegang ya, padahal istana jauh dari sini.” Ujar Zidane sambil melihat sekeliling.

“Eh? Memangnya ada apa?” Tanya Bartz kaget.

“Oh iya, Kamu nggak tahu karena baru pulang. Istana Fynn diserang tempo hari. Keadaan di sana sangat kacau. Bunga mawar yang jadi kebangaan kerajaan semuanya dihancurkan.” Jelas Zidane.

“Apa!? Lalu, bagaimana dengan orang-orang didalamnya?”

“Hmmm...itulah yang masih simpang-siur, sang ratu dengan para ksatrianya menghilang. Sekarang pun katanya kerajaan dikelilingi angin topan, tidak ada yang bisa masuk.” Lanjut Zidane.

“Ternyata ada kejadian seperti itu di wilayah damai seperti ini...”

“Tidak ada yang namanya damai di dunia ini. Suatu hari wilayah ini pasti akan terjadi medan perang.” Kata Squall.

Bartz dan Zidane terdiam setelah mendengar kata-kata Squall. Tidak ada yang salah pada kata-katanya, sampai mereka berdua pun tidak punya kata-kata yang bisa menyangkalnya.

Zidane yang berjalan di depan menubruk seseorang sehingga dia terjatuh. Sambil memegang hidungnya yang sakit, dia melihat siapa yang telah menubruknya. Mata Zidane langsung berbinar, dia langsung berdiri dengan tegak.

“Nona, kamu tidak apa-apa? Maaf, mataku tidak melihat gadis secantik dirimu.” Kata Zidane dengan nada lembut sambil memegang tangan gadis itu.

Gadis yang lebih tinggi dari Zidane itu berambut pirang berkepang dua dengan longdress itu hanya terdiam kaget dan sedikit bingung. Dia juga terlihat gelisah sambil melihat kebelakang.

“Ada apa? Kamu dikejar orang?” Tanya Bartz yang melihat gelagat aneh gadis itu. Gadis itu tidak menjawab, tapi dia menunduk pelan.

“Tenang saja! Aku akan melindungimu!” Ujar Zidane sambil nyengir.

 “Tunggu!”

Zidane memegang tangan gadis itu dan bersiap lari, tapi teriakan Squall menghentikannya. Bartz pun ikut bingung.

“Kita tidak perlu melindunginya. Dia bisa melindunginya dirinya sendiri.” Ujar Squall.

“Hey, Squall. Tugas kita sebagai laki-laki melindungi perempuan yang dalam kesulitan.” Kata Zidane tegas.

“Dia bisa menghajar siapapun dengan senjata besar yang dia sembunyikan. Bukankah begitu, ‘nona’?”

Gadis itu terdiam. Dia melepaskan tangan Zidane dan mundur perlahan. Dia mengambil sesuatu dari balik punggungnya, ada sebuah pedang besar sebesar badannya dia tancapkan ke tanah.

“Huh, ternyata bukan hanya gosip saja ya. Intuisimu memang tajam.” Kata ‘gadis’ itu dengan suaranya yang berat sambil melepaskan wig dikepalanya.

“AAPPPAAAAAAAAA!!!??”

Itulah yang diteriakkan Zidane setelah terdiam beberapa detik sebelum menyadari kenyataan di depannya. Bartz yang juga kaget pun hanya bisa melongo kaget. Squall mengeluarkan Gunblade-nya dan mengarahkan ke pria asing di depannya.

“Katakan apa maumu? Aku tidak tertarik berurusan dengan pria yang punya hobi aneh.” Kata Squall dingin.

“Aku juga tidak tertarik bertarung denganmu, buang-buang waktu.” Jawab pria itu ketus.

“Apa katamu?”

“Kalian ikutlah denganku. Squall Leonhart, Bartz Klauser, dan Zidane Tribal. Kalian bertiga dipanggil oleh Ratu kerajaan Fynn untuk menghadap.”

Squall dan Bartz terdiam bingung mendengar kata-kata pria asing didepan mereka, apalagi dia mengetahui nama mereka dan dia menyebut-nyebut ratu kerajaan yang menghilang. Dalam pikiran mereka menyadari kalau hal ini tidak sembarangan.

Sementara itu, Zidane masih syok dengan kejadian yang dia alami. Sampai-sampai dia tidak mendengar ataupun merasakan hawa berat yang ada di sekelilingnya. Butuh waktu yang cukup lama untuk menghilangkan kejadian itu dari ingatannya.

Note :
Kalimat yang di italic adalah kata-kata Squall dalam hatinya, jadi jangan sampai salah yah! :D

Awalnya kita nggak berniat bawa fanfic ini ke Comifuro, tapi setelah aku pikir-pikir mungkin ada baiknya kalau kita bawa 2 jenis buku. Satu Doujinshi dan satu Fanfiction, dengan 2 cerita dari fandom yang kita sukai Hetalia dan Final Fantasy. Setelah berdebat agak lama^^ Dark Lily setuju membukukan fanfic ini karena ceritanya sendiri sudah sangat panjang waktu itu.

Rencananya fanbook ini selesai dalam satu buku saja, tapi dalam perjalanannya cerita makin melebar dengan masuknya tokoh-tokoh baru. Aku waktu itu menyuruh dark Lily untuk lanjut terus, tapi akhirnya ceritanya sudah membengkak jadi 200 halaman padahal ceritanya masih belum setengahnya (^_^;) akhirnya, dengan berat hati fanfic ini dipecah jadi 2 buku.^^

Sample bookmark Dissidia, buat bonus yang beli fanbook ini waktu Comifuro kemarin. :)

Selama proses pembuatan fanfic ini, aku diminta membuat ilustrasinya. Dark Lily banyak request gambar yang sebenarnya sangat berat buat aku gambar karena saking susahnya^^ tapi akhirnya aku boleh memutuskan mana yang ingin kugambar tapi tetap sesuai dengan keinginan Dark Lily, lega deh he he... :P

Ini dia beberapa sample ilustrasinya :

Note : Buat yang bingung kenapa Cloud pake baju perempuan, 
baca aja chapter pertama sample diatas yah!

Setelah buku pertama selesai, tinggal kita cetak deh! rencanaya kita mau cetak di Welldone lagi, tapi setelah mendengar rincian biayanya, kita langsung ambil langkah seribu^^ karena kondisi keuangan yang nggak memungkinkan saat itu :P akhirnya kita mutar otak supaya bisa cetak fanfic setebal 140 halaman dengan keuangan kita yang tersisa.


Lalu dimulailah hari-hari melelahkan dimana kita mulai menyusun halaman demi halaman agar sesuai urutan, terus cari kemana-mana tempat nge-print murah tapi bagus sampai ke kampusnya Dark Lily... lalu menyusun ulang urutan2 halaman dan ilustrasi, nge-lem halaman yang dobel dan kurang....bener-benar bikin capek! kadang-kadang ada kesalahpahaman yang bikin kita gregetan, tapi akhirnya buku fanfic Dissidia ini jadi juga! meski jadinya hanya 4 buku saja ha ha... :D

Ini semua benar-benar pengalaman yang berharga buat kita sebagai circle. kita jadi tahu susahnya mencetak buku dari awal sampai jadi, tapi kita jadi tahu sedikit trik-trik mebuat buku yang kunamakan 'asal no jutsu' alias 'biar nggak bagus asal jadi'! ha ha (^_^;)

Untuk saat ini sampai disini dulu yah bahasannya, posting ini masih akan dilanjutkan lagi, jadi ditunggu aja yah! Makasih yang sudah baca posting ini!

UPDATE :


Terimakasih banyak yah, yang sudah membeli fanbook "Mabudachi 589" kita di Comifuro GJUI 2012 maupun yang di AFAID 2012. Nggak bisa terkatakan betapa senengnya kita (cieeee...).

Memang fanbook ini sudah sold out tapi kita masih akan mencetak lagi fanbook ini (yang jilid 1 dan 2 juga) dengan tampilan lebih baik lagi di event-event mendatang. Jadi, ditunggu saja yah, oya ditunggu saran kritiknya juga yah he he...

Terima kasih banyak semuanya!semoga semua terhibur.



Update 2015

Sehubungan dengan kita mencetak ulang Trio Mabudachi 589 yang udah kita revisi ulang dan cetak di Digital Printing yang baru maka harganya mengalami kenaikan menjadi Rp.45.000., dari sebelumnya Rp.35.000., Harap maklum ya hehe ^_^


Emang kelihatan nggak ada bedanya seperti buku sebelumnya tapi buku kali ini lebih tebal, rapi, hurufnya lebih enak dilihat, typo banyak dikurangi ;) dan ada tambahan halaman Bestiary.
Jika tertarik dengan buku ini silahkan order ya ;) Ciao!

Save And Share :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 komentar:

Posting Komentar

back to top