Judul : Beyond The Shadow Chapter 2
Karakter : OC Fem!Indonesia, Netherland, Japan
Author : Nemuchan
Hak Cipta : Hetalia Axis Powers adalah hak milik Himaruya Hidekaz
Warning : OC, OOC, Indonesia yang selama ini dianggap sebagai perempuan tapi tiba-tiba muncul sebagai laki-laki. (bukan transgender, bukan trap, dll)
Karakter : OC Fem!Indonesia, Netherland, Japan
Author : Nemuchan
Hak Cipta : Hetalia Axis Powers adalah hak milik Himaruya Hidekaz
Warning : OC, OOC, Indonesia yang selama ini dianggap sebagai perempuan tapi tiba-tiba muncul sebagai laki-laki. (bukan transgender, bukan trap, dll)
Beyond The Shadow
Chapter 2
Netherland berjalan dengan sangat cepat dan tergesa-gesa, syal dua warnanya melambai-lambai di belakangnya. Japan juga tampak berlari kecil hendak menyusulnya.
“Netherland-san tunggu! Tolong tunggu!” Seru Japan tersengal-sengal namun Netherland masih belum menghentikan langkahnya.
“Netherland-san! hh...hh... saya juga sama denganmu! hh...hh saya pun mengingat Indonesia-san sebagai perempuan!”
Akhirnya Japan mendapat perhatian Netherland, laki-laki tinggi itu pun berhenti dan menatap Japan.
“Netherland-san...saya juga tidak tahu apa yang terjadi, tapi saya juga mengingat Indonesia-san sebagai perempuan bahkan sebelum world summit hari ini...kurasa ada yang aneh, tadi saya bertanya pada Korea-san tapi ia pun tahunya Indonesia laki-laki...saya jadi tidak tahu lagi mana yang benar...”
Netherland masih terdiam, syalnya menutupi setengah dari wajahnya,
“Waktu pertemuan tadi, saya memperhatikan para Nation yang menyadari keanehan pada Indonesia-san itu, ng...China-san, Malaysia-san dan anda...”
Japan tiba-tiba menyadari sesuatu “Apakah, yang menyadari keanehan Indonesia-san adalah orang-orang yang punya hubungan masa lalu dengan Indonesia-san?”
“Aku mungkin...”
Tiba-tiba Netherland berbicara setelah sekian lama terdiam
“Aku mungkin telah menciptakan monster...”
Secara mengejutkan Netherland tertawa, Japan menjadi sangat khawatir sebab yang terdengar baginya adalah tawa yang penuh ironi dan penyesalan, Japan dapat melihat di sudut mata Netherland, air mata mengalir. Japan mengalihkan pandangannya tidak sanggup melihat wajah Netherland tampak penuh dengan penderitaan. Japan sedikit mengerti, memang sangat menyakitkan dikatakan telah berilusi oleh orang yang sangat dicintai...seolah orang itu tak pernah ada.
“Maaf, aku hari ini sangat lelah...aku mau pulang saja...maaf” Ucap Netherland ketika ia pun akhirnya berhenti tertawa sambil mengalihkan wajahnya.
Japan Mengerti dan mengangguk. Netherland pergi dengan lunglai, punggungnya tampak sangat kesepian.
“Monster...kah? Mungkin saya juga punya andil besar untuk itu Netherland-san...” Bisik Japan penuh ironi.
***
Perang tidak pernah menghasilkan sesuatu yang baik...saat itu perang dunia kedua, Japan akhirnya mengunjungi Netherlands Indische setelah satu setengah tahun lamanya sejak pertama kali bertemu.
“Dimana Indische-san?” Tanya Japan pada salah satu ajudannya.
“Baiklah, mari ikut saya Nihon-san”
Japan dibawa ke sebuah tempat, sebuah gua tepatnya, tampaknya baru selesai dibangun. Tempatnya gelap hanya diterangi lampu minyak dan obor menciptakan keremangan yang menyeramkan, makin ke dalam bernafas seperti makin sulit dan terasa pengap.
Akhirnya Japan sampai pada salah satu sel khusus, hanya ada satu pintu besi dengan teralis ditengahnya sehingga bisa melihat sesosok orang di dalamnya.
“Kami terpaksa mengurungnya disini, demi keamanan”
Japan hanya diam mendengarnya, setiap tempat yang ia kunjungi pasti mengalami hal yang sama, demi sebuah kemenangan dalam perang.
“Nihon-san? Kaukah itu?” Ah, dia memakai bahasa kami, sungguh ironi.
Terdengar suara gemerincing rantai yang terseret di lantai. Japan dapat melihat di dalam sel yang gelap itu sesosok bayangan hitam dengan rambut panjang kusut menutupi sebagian wajahnya, tampak mendekati pintu sel.
“Nihon-san...kau mengunjungiku? Sungguh baik...kudengar kau menang lagi...kuat...kau sungguh kuat Nihon-san...” Suaranya yang seperti berbisik namun serak, terdengar sangat menakutkan.
Tampak tangan kecil yang penuh bilur dan bekas luka yang masih merah menjulur keluar dari teralis besi, rantai besi yang mengikat tangannya mengeluarkan dentingan halus juga mengerikan. Tangan itu hendak menyentuh wajah Japan, dengan refleks Japan mundur selangkah, ajudan yang melihat hal itu memukul tangan kecil itu dengan keras hingga tangan itu menghilang dalam pintu sel.
“APA YANG KAU LAKUKAN?! APA YANG KAU LAKUKAN?! KAU MENYAKITIKU! NIHON-SAN! NIHON-SAN!!”
Gadis kecil itu mengeluarkan teriakan yang amat mengerikan, sambil mengguncang-guncangkan pintu sel. Japan memegang perutnya, lambungnya tiba-tiba terasa sakit, keringat mengucur deras dari dahinya.
“AKU MASIH MENGINGAT JANJI-JANJIMU NIHON SAN! JANGAN PERGI! JANGAN PERGII!!”
Melihat Japan yang mulai kepayahan ajudannya segera memapahnya keluar dari gua itu, dalam perjalanan keluar, gadis kecil itu masih berteriak keras
“MESKI KAU MENGUASAI SELURUH DUNIA INI, KAMI TAK AKAN BERTERIMA KASIH PADAMU! SELAMANYA KAMI AKAN MEMBENCIMU! MEMBENCIMU SAMPAI MATI!! AKU BENCI! AKU BENCI! AKU BENCI PADAMU!!—“ Suaranya pun tenggelam dalam kegelapan gua.
Japan tidak pernah lagi menginjakkan kaki ke tempat ini sejak saat itu.
Setelah perang selesai, Japan pun bertemu lagi dengan gadis kecil itu, kini namanya menjadi Indonesia, dia sudah menjadi lebih tinggi daripada waktu itu, dan tersenyum pada Japan. Ah, senyum yang sama seperti waktu pertama kali bertemu, tidak berubah sama sekali seperti yang diingatnya dulu.
***
Kini segalanya sudah berubah, senyum Indonesia kini seperti tak dikenalnya lagi...apakah dia berusaha untuk menghilangkan dirinya yang dulu? Menganggap semuanya tidak pernah ada? Tidak pernah terjadi? Secara reflek Japan memegang perutnya. Dari semua pertanyaan yang menghantuinya, ia hanya bisa menebaknya dalam hati.
Bersambung...
Author Note
Link chapter 3
Link chapter 1
Save And Share :
0 komentar:
Posting Komentar